Pendekatan perancangan sistem Terstruktur merupakan
metode yang pendekatannya pada proses, karena metode ini mencoba melihat sistem
dari sudut pandang logical dan juga melihat data sebagai sumber proses. Di
dalam penggambaran datanya, metode ini menggunakan Data Flow Diagram (DFD),
Normalisasi, E-R Diagram(ERD) dan lainnya.
Pendekatan perancangan system berorientasi Objek menekankan pada data dan
proses dan dapat membantu memudahkan dalam memecahkan permasalahan karena hal
ini sangat baik untuk deskripsi dari setiap entitas. Karena informasi dari
encapsulation, perancangan berorientasi objek umumnya mengarah ke sistem dimana
sistem data yang kurang atau mungkin rusak dalam hal error program.
Pendekatan terstruktur lebih dikenal dengan Structured Analisys and Design
(SSAD), sedangkan pendekatan berorientasi objek disebut dengan Object-oriented
Analysis and Design (OOAD).
Pendekatan terstruktur lebih mengarah pada pendekatan fungsional. Pada
pendekatan berorientasi objek lebih melakukan pendekatan pada objek. Objek
merupakan identitas berarti bahwa data diukur mempunyai nilai tertentu yang
membedakan entitas.
Pendekatan terstruktur melakukan dekomposisi permasalahan berdasarkan
fungsi atau proses secara hirarki, mulai dari konteks sampai proses-proses yang
paling kecil sedangkan pada pendekatan berorientasi objek, dekomposisi
permasalahan dilakukan berdasarkan objek-objek yang ada dalam sistem.
Pendekatan pengembangan sistem secara terstruktur lebih sulit digunakan dalam
pembangunan sistem karena beberapa tools yang digunakan tidak cukup untuk
mengkomunikasikan dengan pengguna, sehingga sangat sulit bagi pengguna untuk
melakukan evaluasi. Dibandingkan dengan metode SSAD, OOAD lebih mudah digunakan
dalam pembangunan system.
Beberapa keunggulan pendekatan terstruktur dibandingkan dengan pendekatan
berorientasi objek adalah pendekatan terstruktur tidak fokus pada koding,
sedangkan pendekatan berorientasi objek cenderung fokus terhadap koding.
Keunggulan yang lain adalah pada pendekatan terstruktur lebih menekankan pada
kinerja tim, sedangkan pendekatan berorientasi tidak.
Kelebihan dan Kekurangan dari Pendekatan Perancangan Sistem Terstruktur Dengan Pendekatan
Perancangan Berorientasi Objek
METODE TERSTRUKTUR
Kelebihan
o Milestone diperlihatkan dengan jelas yang memudahkan dalam manajemen proyek
o SSAD merupakan pendekatan visual, ini membuat metode ini mudah dimengerti
oleh pengguna atau programmer.
o Penggunaan analisis grafis dan tool seperti DFD menjadikan SSAD menjadikan
bagus untuk digunakan.
o SSAD merupakan metode yang diketahui secara umum pada berbagai industry.
o SSAD sudah diterapkan begitu lama sehingga metode ini sudah matang dan
layak untuk digunakan.
o SSAD memungkinkan untuk melakukan validasi antara berbagai kebutuhan
o SSAD relatif simpel dan mudah dimengerti.
Kekurangan
o SSAD berorientasi utama pada proses, sehingga mengabaikan kebutuhan
non-fungsional.
o Sedikit sekali manajemen langsung terkait dengan SSAD
o Prinsip dasar SSAD merupakan pengembangan non-iterative (waterfall), akan
tetapi kebutuhan akan berubah pada setiap proses.
o Interaksi antara analisis atau pengguna tidak komprehensif, karena sistem telah
didefinisikan dari awal, sehingga tidak adaptif terhadap perubahan
(kebutuhan-kebutuhan baru).
o Selain dengan menggunakan desain logic dan DFD, tidak cukup tool yang
digunakan untuk mengkomunikasikan dengan pengguna, sehingga sangat sliit bagi
pengguna untuk melakukan evaluasi.
o Pada SAAD sliit sekali untuk memutuskan ketika ingin menghentikan
dekomposisi dan mliai membuat sistem.
o SSAD tidak selalu memenuhi kebutuhan pengguna.
o SSAD tidak dapat memenuhi kebutuhan terkait bahasa pemrograman berorientasi
obyek, karena metode ini memang didesain untuk mendukung bahasa pemrograman
terstruktur, tidak berorientasi pada obyek (Jadalowen, 2002).
METODE BERORIENTASI OBYEK
Kelebihan
o Dibandingkan dengan metode SSAD, OOAD lebih mudah digunakan dalam
pembangunan sistem
o Dibandingkan dengan SSAD, waktu pengembangan, level organisasi,
ketangguhan,dan penggunaan kembali (reuse) kode program lebih tinggi
dibandingkan dengan metode OOAD (Sommerville, 2000).
o Tidak ada pemisahan antara fase desain dan analisis, sehingga meningkatkan
komunikasi antara user dan developer dari awal hingga akhir pembangunan sistem.
o Analis dan programmer tidak dibatasi dengan batasan implementasi sistem,
jadi desain dapat diformliasikan yang dapat dikonfirmasi dengan berbagai
lingkungan eksekusi.
o Relasi obyek dengan entitas (thing) umumnya dapat di mapping dengan baik
seperti kondisi pada dunia nyata dan keterkaitan dalam sistem. Hal ini
memudahkan dalam mehami desain (Sommerville, 2000).
o Memungkinkan adanya perubahan dan kepercayaan diri yang tinggi terhadap
kebernaran software yang membantu untuk mengurangi resiko pada pembangunan
sistem yang kompleks (Booch, 2007).
o Encapsliation data dan method, memungkinkan penggunaan kembali pada proyek
lain, hal ini akan memperingan proses desain, pemrograman dan reduksi harga.
o OOAD memungkinkan adanya standarisasi obyek yang akan memudahkan memahami
desain dan mengurangi resiko pelaksanaan proyek.
o Dekomposisi obyek, memungkinkan seorang analis untuk memcah masalah menjadi
pecahan-pecahan masalah dan bagian-bagian yang dimanage secara terpisah. Kode
program dapat dikerjakan bersama-sama. Metode ini memungkinkan pembangunan
software dengan cepat, sehingga dapat segera masuk ke pasaran dan kompetitif.
Sistem yang dihasilkan sangat fleksibel dan mudah dalam memelihara.
Kekurangan
o Pada awal desain OOAD, sistem mungkin akan sangat simple.
o Pada OOAD lebih fockus pada coding dibandingkan dengan SSAD.
o Pada OOAD tidak menekankan pada kinerja team seperti pada SSAD.
o Pada OOAD tidak mudah untuk mendefinisikan class dan obyek yang dibutuhkan
sistem.
o Sering kali pemrogramam berorientasi obyek digunakan untuk melakukan
anlisisis terhadap fungsional siste, sementara metode OOAD tidak berbasis pada
fungsional sistem.
o OOAD merupakan jenis manajemen proyek yang tergolong baru, yang berbeda
dengan metode analisis dengan metode terstruktur. Konsekuensinya adalah, team
developer butuh waktu yang lebih lama untuk berpindah ke OOAD, karena mereka
sudah menggunakan SSAD dalam waktu yang lama ( Hantos, 2005).
o Metodologi pengembangan sistem dengan OOAD menggunakan konsep reuse. Reuse
merupakan salah satu keuntungan utama yang menjadi alasan digunakannya OOAD.
Namun demikian, tanpa prosedur yang emplisit terhadap reuse, akan sangat sliit
untuk menerapkan konsep ini pada skala besar (Hantos, 2005).
Sumber :
Pendekatan pengembangan sistem secara terstruktur lebih sulit digunakan dalam pembangunan sistem karena beberapa tools yang digunakan tidak cukup untuk mengkomunikasikan dengan pengguna, sehingga sangat sulit bagi pengguna untuk melakukan evaluasi. Dibandingkan dengan metode SSAD, OOAD lebih mudah digunakan dalam pembangunan system.
Beberapa keunggulan pendekatan terstruktur dibandingkan dengan pendekatan berorientasi objek adalah pendekatan terstruktur tidak fokus pada koding, sedangkan pendekatan berorientasi objek cenderung fokus terhadap koding. Keunggulan yang lain adalah pada pendekatan terstruktur lebih menekankan pada kinerja tim, sedangkan pendekatan berorientasi tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar